-
Cara Cepat dan Mudah Menulis Teks Eksplanasi
-
Cara Menulis Teks Eksplanasi
- Isi Teks Eksplanasi
- Struktur Teks Eksplanasi
- Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
- Pola Teks Eksplanasi
- Contoh Teks Eksplanasi Pola Kronologis
- Pelangi
- Pembelokkan Cahaya (Pembiasan)
- Pembiasan Sinar Matahari
- Pembelokkan Cahaya
- Bagaimana warna-warna pelangi bisa terbentuk?
- Mengapa Urutan Warna Pelangi Selalu Sama?
- Contoh Teks Eksplanasi Pola Kausalitas
- Langkah Penyusunan Teks Ekspanasi
- Bagikan Artikel:
- Like this:
- ARTIKEL TERPOPULER
-
Cara Menulis Teks Eksplanasi
Cara Cepat dan Mudah Menulis Teks Eksplanasi
Blogdope.com – Cara cepat dan mudah menulis teks eksplanasi perlu diketahui oleh peserta didik.
Keterampilan menulis teks eksplanasi merupakan tagihan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk peserta didik kelas VIII semester 1.
Jenis teks eksplanasi itu sendiri merupakan teks wajib yang harus dikuasai peserta didik.
Teks eksplanasi dikategorikan ke dalam teks nonfiksi yang penulisan atau penyusunannya berdasarkan fakta.
Paparan berikut ini akan membahas secara lengkap cara menulis teks eksplanasi secara cepat dan mudah.
Teknik yang cepat dan mudah merupakan bagian dari cara menulis teks eksplanasi yang penting untuk dikuasai, utamanya oleh peserta didik dalam rangka meningkatkan kompetensi kebahasaannya.
Cara menulis teks eksplanasi bisa dimaknai sebagai sebuah teknik menulis teks eksplanasi dengan menjelaskan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan.
Adapun fenomena atau peristiwa yang dijelaskan dalam teks eksplanasi bisa berwujud peristiwa alam, fenomena alam, sosial, budaya, dan sebagainya.
Penjelasan yang diberikan dalam teks eksplanasi terkait fenomena atau peristiwa alam harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata terjadi dan tidak direkayasa.
Dalam paparan berikut, akan disampaikan cara menulis teks eksplanasi dengan teknik yang mudah dan cepat.
Cara Menulis Teks Eksplanasi
Sebelum memulai pembahasan cara menulis teks eksplanasi secara mudah dan cepat, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis teks eksplanasi terdiri atas: 1) isi, 2) struktur, 3) kaidah kebahasaan, dan 4) pola teks eksplanasi.
Isi Teks Eksplanasi
Di awal sudah disampaikan bahwa isi teks eksplanasi harus berupa fakta dan nyata terjadi di dalam kehidupan.
Fakta-fakta yang dijelaskan dalam teks eksplanasi bisa berupa fenoma atau peristiwa alam, fenomena sosial, peristiwa budaya, dan sebagainya.
Pembahasan fakta-fakta dalam teks eksplanasi harus sewajarnya dan tanpa rekayasa sebagaimana fakta sesungguhnya.
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi maupun jenis-jenis teks yang lain masing-masing memiliki struktur baku yang wajib diikuti.
Struktur baku setiap jenis teks itulah yang nantinya akan dapat digunakan untuk membedakan masing-masing teks.
Pun demikian halnya dengan teks eksplanasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Kaidah kebahasaan teks eksplanasi relatif memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan jenis-jenis teks yang lainnya.
Adapun kaidah kebahasaan yang umum diterapkan pada jenis teks eksplanasi mencakup:
- Menggunakan konjungi (kata hubung) yang berkaitan dengan waktu. Contoh: pada waktu itu, ketika itu, sebelum, ketika, akhirnya.
- Teks eksplanasi juga menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat). Contoh: oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga, sebab.
- Dalam teks eksplanasi menggunakan kata kerja tindakan. Misalnya: mengajak, berkunjung, bepergian, berjalan-jalan, berwisata, dan sebagainya. Penggunaan kata kerja tindakan tersebut disesuaikan dengan objek yang akan dijelaskan.
- Kata benda yang digunakan dalam teks eksplanasi merujuk pada jenis fenomena atau peristiwa yang dijelaskan dan menjadi objek teks eksplanasi. Kata benda yang digunakan tidak mengacu pada kata ganti pencerita. Misalnya: gerhana, proses, evolusi, revolusi, wabah, pandemi, hujan, sungai, awan, dan sebagainya.
- Penggunaan kata teknis atau istilah-istilah disesuaikan dengan topik yang dibahas.
Pola Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi secara umum memiliki dua buah pola, yakni pola kronologis dan pola kausalitas. Penjelasan selengkapnya tentang kedua buah pola teks eksplanasi tersebut kurang lebih sebagai berikut.
Pola kronologis merupakan pola yang digunakan dalam menyusun teks eksplanasi dimana teks eksplanasi disusun berdasarkan urutan peristiwa atau kejadian dari suatu fenomena alam yang dijelaskan.
Sedangkan pola kausalitas merupakan pola teks eksplanasi yang disusun berdasarkan hubungan sebab akibat dari sesuatu fenomena atau kejadian alam.
Di bawah ini disajikan contoh teks eksplanasi yang disusun dengan pola kronologis.
Contoh Teks Eksplanasi Pola Kronologis
PelangiPelangi terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari (cahaya) yang dibelokkan berpindah tempat ke arah lain dari perjalanan satu medium ke medium lainnya oleh tetesan air yang ada di atmosfer. Sinar matahari melewati tetasan air. Bagaimana proses terbentuknya pelangi? Berikut ini tahapannya: Pembelokkan Cahaya (Pembiasan)Pelangi akan terjadi apabila cahaya mengalami pembiasan ketika cahaya matahari terkena air hujan. Pelangi hanya dapat dilihat pada saat hujan dan disertai cahaya matahari. Bahkan posisi pengamat juga menentukan yaitu diantara hujan dan sinar matahari lalu sinar matahari ada di belakang pengamat sehingga akan terjadi garis lurus antara matahari, pengamat, dan busur pelangi dan akan terbentuk lah menjadi pelangi dari hasil proses pembiasan tadi. Pembiasan Sinar MatahariPelangi terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari (cahaya) yang dibelokkan berpindah tempat ke arah lain dari perjalanan satu medium ke medium lainnya oleh tetesan air yang ada di atmosfer. Sinar matahari melewati tetasan air. Ketika cahaya matahari melewati tetesan air maka cahaya tersebut akan dibengkokkan sehingga akan membuat warna-warna tersebut berpisah dengan warna lainnya. Pembelokkan CahayaSetiap warna-warna pelangi akan dibelokkan pada sudut yang berbeda sehingga akan memberikan warna yang indah pada pelangi. Terbentuklah warna pelangi. Warna yang akan pertama di belokkan adalah warna ungu, sedangkan warna terakhir yang akan di belokkan adalah warna merah serta akan menyusul warna pelangi lainnya yaitu jingga, kuning, hijau, biru, dan nila maka kita akan melihat warna pelangi secara utuh yang disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna. Bagaimana warna-warna pelangi bisa terbentuk?Prosesnya berawal dari cahaya matahari karena cahaya matahari memiliki beberapa warna yang memiliki peran penting dalam pembentukan pelangi. Cahaya matahari tersebut dinamakan polikromatik. Cahaya yang akan ditangkap oleh kasat mata manusia ada 7 warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu yang akan muncul pada langit yang disebut dengan cahaya tampak. Menurut ilmu fisika cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat adanya medan magnet dan medan listrik. Cahaya tampak memiliki panjang yang berbeda-beda dimulai dari 4000 A sampai 7000 A dan tampak cahaya juga memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz. Mengapa Urutan Warna Pelangi Selalu Sama?Nah yang sekarang menjadi pertanyaan adalah mengapa warna merah dan ungu selalu ada di atas dan di bawah warna pelangi lainnya? Hal ini disebabkan karena cahaya warna merah merupakan bagian dari spektrum cahaya tampak yang memiliki frekuensi paling rendah atau memiliki panjang gelombang paling panjang bila dibandingkan dengan cahaya tampak yang lainnya dan cahaya ungu memiliki frekuensi paling tinggi serta panjang gelombang paling pendek. Maka dari hal ini yang menyebabkan warna merah dan ungu tidak akan saling bertemu. Warna merah berada paling ujung pelangi dan warna ungu berada di paling bawah pelangi dan diantara warna merah dan ungu dikelilingi dengan warna, jingga, kuning, hijau, biru, nila sehingga warna pelangi akan menjadi sempurna. |
Sedangkan contoh teks eksplanasi yang disusun dengan pola kausalitas dapat disimak pada teks di bawah ini.
Contoh Teks Eksplanasi Pola Kausalitas
PetirPetir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses Terjadinya PetirProses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. |
Baca Juga:
- Jenis-Jenis Teks Fiksi Bahan Ajar Bahasa Indonesia, Ini Lebih Tepat
- Menulis Teks Eksplanasi dengan Teknik yang Mudah dan Cepat
- Pengertian Teks Eksplanasi, Ciri, Tujuan, Fungsi, Jenis, Contoh Aktual Pas
- Contoh Teks Eksplanasi Terjadinya Peristiwa Alam yang Tepat
Cara Menulis Teks Eksplanasi
Di awal uraian artikel mengenai cara menulis teks eksplanasi sudah disampaikan pengertian umum teks eksplanasi.
Pada umumnya teks eksplanasi dimaknai sebagai sebuah teks yang menjelaskan suatu proses berlangsungnya peristiwa atau fenomena atau kejadian alam dengan jelas.
Sedangkan pola teks eksplanasi terbagi menjadi dua kategori, yaitu teks eksplanasi berpola kronologis dan teks eksplanasi berpola kausalitas.
Dalam menulis teks eksplanasi, kedua buah pola teks eksplanasi tersebut dapat divariasikan atau saling melengkapi.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pola pengembangan paragraf jenis yang lain sebagai selingan.
Pola pengembangan paragraf jenis lain yang dapat digunakan dalam menulis teks eksplanasi misalnya: pola ilustrasi, pola definisi, dan pola umum-khusus.
Cara menulis teks eksplanasi dan penyusunannya selengkapnya sebagai berikut.
Langkah Penyusunan Teks Ekspanasi
- Menentukan topik, dengan kriteria topik itu harus menarik, dikuasai, factual, dan aktual.
- Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik utama ke dalam rincian-rician topik yang lebih spesifik. Topik-topik itu dapat disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas
- Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait dengan topik yang dikembangkan; dari berbagai sumber, misalnya melalui observasi lapangan ataupun dengan studi literatur.
- Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh.
- Menyunting teks eksplanasi yang telah disusun baik dari segi bahasa, isi, dan strukturnya.
Itulah paparan terkait cara menulis teks eksplanasi dengan teknik yang mudah dan cepat.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.