* Simak! Beginilah Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen yang Benar

Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen dengan Benar

Beginilah Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen dengan Tepat

Blogdope.com – Pendapat terakhir yang dikemukakan terkait dengan unsur intrinsik sebuah cerpen dipelajari dalam materi cara menyimpulkan unsus intrinsik cerpen.

Sebagaimana telah diketahui, yang termasuk ke dalam unsur intrinsik cerpen mencakup: 1) tema, 2) amanat, 3) latar, 4) alur, 5) penokohan, 6) sudut pandang, dan 7) gaya bahasa.

Marilah kita mengingat kembali paparan terkait unsur intrinsik cerpen sebelum melangkah lebih jauh untuk mempelajari cara menyimpulkan unsur intrinsik cerpen.

Unsur Intrinsik Cerpen
1. Tema

Tema merupakan kumpulan ide pokok yang mendasari penulisan cerpen. Di dalam tema ditentukan pula nada, pembawaan, serta persoapan pokok penulisan cerpen atau dengan kata lain ide cerpen.

Pemerolehan tema yang digunakan dalam cerpen dapat melalui serangkaian pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang terjadi di sekitarnya, atau dapat juga peristiwa yang terjadi pada diri penulis.

Untuk dapat memahami tema yang digunakan dalam cerpen, terlebih dahulu harus membaca cerpen tersebut secara menyeluruh dan komprehensif.

2. Amanat

Pesan yang akan dan ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang kepada pembaca melalui cerita dan cerpen disebut dengan amanat.

Bentuk amanat atau pesan bisa berwujud anjuran untuk melakukan kebaikan dalam hidup atau dapat juga berupa larangan untuk meninggalkan suatu bentuk keburukan karena akan mendatangkan berbagai kerugian pada diri pembaca.

3. Latar

Latar pada suatu cerpen merujuk pada sebuah tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa yang digambarkan dalam cerpen.

Sedangkan fungsi latar dalam cerpen itu sendiri adalah untuk memberikan pijakan alur cerita cerpen secara nyata atau konkret dan jelas.

Pemberian pijakan yang konkret dan jelas pada cerpen penting dilakukan agar cerpen dapat terkesan realistis, serta menggambarkan suasana tertentu yang seolah-olah nyata dan terjadi.

Latar cerpen terbagi menjadi tiga jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang cerpen adalah penjabaran visi pengarang dalam memandang sebuah peristiwa yang digambarkan dalam cerpen.

Dalam sebuah cerpen, sudut pandang dapat berupa sudut pandang orang pertama dan juga sudut pandang peninjau.

Sudut pandang orang pertama identik dengan penggunaan gaya bahasa yang nonformal, dengan sudut pandang “aku”. Sedangkan sudut pandang peninjau dapat disebut juga dengan sudut pandang orang ketiga.

5. Alur

Pada penulisan cerpen, alur adalah serangkaian urutan peristiwa yang terjadi dalam cerpen yang didasarkan pada hukum sebab dan akibat.

Jadi, alur tidak hanya mengemukakan peristiwa apa yang terjadi saja, melainkan juga menjelaskan kenapa hal atau peristiwa tersebut bisa terjadi.

Kesinambungan sebuah cerpen sedikit banyak tergantung pada kehadiran alur.

Dalam cerpen, alur memiliki lima tahapan, yaitu:

  • perkenalan
  • penanjakkan
  • klimaks
  • puncak klimaks
  • antiklimaks atau penyelesaian
6. Tokoh

Tokoh disini dimaksudkan menunjuk langsung pada orang-orang  yang terlibat dalam peristiwa yang digambarkan dalam cerpen atau dengan kata lain merupakan pelaku cerita.

Sedangkan karakter tokoh identik dengan watak tokoh.

Kualitas kepribadian, sifat, dan sikap  tokoh dalam cerpen digambarkan pada karakter atau perwatakan tokoh cerpen.

Pada umumnya dikenal tiga jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.

Tokoh protagonis dalam cerpen merupakan penggambaran nyata norma dan aturan serta nilai-nilai kehidupan yang ideal bagi semua orang.

Sedangkan tokoh antagonis dalam cerpen merupakan penggambaran tokoh yang menyebabkan terjadinya serangkaian konflik cerpen. Tokoh ini merupakan penentang keberadaan tokoh protagonis.

Lalu apa yang dimaksud dengan tokoh tritagonis? Tokoh tritagonis merupakan tokoh yang digambarkan sebagai pendukung keberadaan tokoh utama.

Tritagonis merupakan tokoh yang seringkali membantu tokoh protagonis dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

7. Penokohan

Baca Juga: Penjelasan Ragam Penokohan dalam Cerpen

Penokohan dalam cerpen memiliki makna penentuan sifat tokoh dalam cerita.

Sejatinya terdapat dua teknik untuk menggambarkan penokohan perwatakan tokoh cerita dalam cerpen, yaitu teknik analitik (dilakukan dengan menyebutkan/menjelaskan secara langsung, dan teknik dramatik (penyebutan secara tidak langsung).

8. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah cara penyusunan dan penyampaian yang khas dalam bentuk lisan dan tulisan.

Dalam tulisan mencakup ruang lingkup berupa penggunaan kalimat, diksi atau pemilihan kata, penggunaan majas, dan penghematan kata.

Dengan kata lain, gaya bahasa dapat dimaknai sebagai sebuah seni pengungkapan seorang pengarang dalam mengaktualisasikan karya tulisnya.

Majas digunakan dalam cerpen untuk memberikan kesan hidup pada cerita. Jenis majas yang sering dipergunakan dalam cerpen diantaranya: personifikasi, hiperbola, litotes, metafora, dan perumpamaan.

Berikut penjelasan dari masing-masing majas yang sering dipergunakan dalam cerpen.

  • Personifikasi

Majas personifikasi adalah majas yang menambahkan sifat kemanusiaan terhadap sebuah benda mati yang sejatinya tidak memiliki sifat kemanusiaan.

Personifikasi juga dapat diimbuhkan kepada makhluk lain yang bukan manusia dan tidak memiliki sifat kemanusiaan, semisal tumbuhan dan hewan.

Kalimat dengan majas personifikasi : “Tadi malam aku terbangun saat kulihat cahaya rembulan mengintip di balik tirai jendela kamar yang belum tertutup.

  • Hiperbola

Majas hiperbola pada umumnya dipergunakan dalam sebuah kalimat untuk menyampaikan suatu tujuan dengan melebih-lebihkan gaya bahasanya.

Contoh majas hiperbola dalam kalimat: “Hatiku seperti teriris mendengar isaknya. Airmatanya mengalir deras bak deru ombak di laut lepas. Suara jeritannya membahana memenuhi angkasa.

  • Litotes

Penggunaan majas Litotes dalam kalimat yang terdapat pada cerpen biasanya dipakai untuk mengungkapkan bentuk perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut.

Sedangkan kalimat yang menggunakan majas litotes contohnya: “Kutunggu hadirmu di gubukku di sudut kota”.

  • Metafora

Metafora digunakan untuk melukiskan berdasarkan suatu persamaan atau perbandingan, dilakukan melalui pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya.

Contoh kalimat yang menggunakan majas metafora: “Kaulah belahan jiwaku, hidupku tak akan berarti tanpa kehadiranmu.”

  • Perumpamaan

Biasanya, majas perumpamaan digunakan dalam kalimat dengan didahului penggunaan kata seperti “ibarat”, “bak”, “seolah-olah”, “bagai”, “macam”, “umpama”.

Perumpamaan merupakan bentuk majas yang digunakan untuk menyamakan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain.

Cara menyimpulkan unsur intrinsik cerpen sebagai berikut.

1. Membaca cerpen dengan penuh konsentrasi dengan teknik membaca cepat

2. Memahami unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca

3. Menetapkan unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca

4. Menentukan simpulan unsur intrinsik cerpen

Berikut disajikan contoh cerpen berjudul “Arti Kejujuran” lengkap dengan pembahasan terkait cara menyimpulkan unsur intrinsik cerpen.

Contoh
Arti Kejujuran

Waktu itu, saat aku masih duduk di bangku SMP, aku mengerti tentang apa itu kejujuran. Pilihan untuk berbohong dan jujur, hal itu yang aku hadapi saat aku menghadapi ujian sekolah.

Saat ujian, teman sekelasku banyak yang mencontek dengan berbagai cara. Ada yang membawa catatan kecil hingga menyembunikan buku di bawah meja.

“Zul, lo mau nyontek ga? Gue bawa contekan nih” bisik Fadil di sebelahku saat ujian berlangsung.

“Wih! Boleh juga” ucapku dengan mengambil kertas kecil darinya.

Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran. Aku akan mencontek jika menghadapi ujian matematika, fisika hingga kimia, karena aku kurang begitu suka dengan angka.

Hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saat menunggu nilai rapot yang akan diberikan.

Setelah kuterima rapot dari wali kelas, lalu wali kelasku mengatakan bahwa aku naik kelas.

Namun, saat aku membuka rapot itu aku melihat nilai pelajaran matematika, fisika serta kimia mendapat nilai yang kurang memuaskan bahkan kurang dari rata-rata.

Saat itu kumerenung, bernostalgia di saat aku ujian dan mencontek di salah satu mata pelajaran tersebut, kemudian hasilnya mendapat nilai buruk.

Sedangkan mata pelajaran yang lain yang aku kerjakan dengan kemampuanku meraih hasil yang baik.

Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya. Ketika ujian nanti, diriku niatkan untuk berusaha jujur dalam mengerjakan soal yang diberikan, sesulit apapun.

Kali ini materi yang telah kupelajari dan yang diajarkan guruku di kelas semuanya keluar. Tanganku menuliskan jawaban di LJK dengan tenang tanpa suatu keraguan.

Hingga akhirnya pelaksanaan ujian pun selesai, kini hanya tinggal menunggu hasilnya.

Hari pembagian rapot pun tiba. Aku kembali tegang dengan hasil yang akan aku dapat nanti.

Kemudian ibu wali kelas membacakan satu per satu para siswa yang meraih peringkat lima besar paralel hingga tepat pembacaan siswa yang meraih peringkat pertama

“Siswa yang meraih peringkat pertama adalah…” ucap ibu wali kelas,

Semua siswa begitu tegang menunggu kelanjutan ucapan dari ibu wali kelas tersebut.

“Zulfikar Al Husein” ucapnya sambil mengarahkan matanya padaku.

Diiringi bahagia dan harus atas kerja kerasku belajar selama ini tidak sia-sia.

Kemudian semua teman memberi selamat padaku, lalu ibu wali kelas mengatakan padaku bahwa peraih peringkat pertama akan mendapat beasiswa sekolah di SMA.

Diriku begitu senang mendengarnya. Anggapanku tentang kejujuran itu memang benar “kalau jujur itu membawa bahagia walau awalnya itu sulit”

Pembahasan Unsur Intrinsik Cerpen

Tema Kejujuran
Amanat Berbuatlah jujur setiap saat
Latar tempat Di kelas

Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya.

Latar waktu: Waktu itu

Waktu itu, saat aku masih duduk di bangku SMP, aku mengerti tentang apa itu kejujuran.

Latar suasana menegangkan

Hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saat menunggu nilai rapot yang akan diberikan

Sudut Pandang
Orang pertama

Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran.

 

Alur: Maju

Aku memahami arti kejujuran

Saat ujian temanku menyontek dengan barbagai cara

Aku ikut menyontek dalam maple tertentu hasilnya jelek.

Pada ujian berikutnya, aku tidak menyontek.

Hasilnya baik bahkan peringkat satu di kelas.

Aku memahami bahwa Kejujuran itu membahagiakan.

Tokoh dan Penokohan

Aku: Jujur dan meyakini kejujuran itu akan membahagiakan.

Teman-teman: menyontek, tidak jujur saat ulangan

Demikianlah paparan terkait Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen. Silahkan share sekiranya paparan ini bermanfaat, tuliskan juga komentar yang bersifat membangun.

Terima kasih.

Leave a Reply

%d bloggers like this: