Blogdope.com – Perkembangbiakan pada hewan terbagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif dan perkembangbiakan generatif. Artikel berikut membahas jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan dan contohnya.
- Pengertian Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan
- Jenis Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan
Pengertian Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan
Perkembangbiakan vegetatif pada hewan adalah perkembangbiakan yang bertujuan untuk menghasilkan individu baru tetapi pada prosesnya tidak melibatkan pembuahan.
Pembuahan merupakan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan vegetatif banyak terjadi pada hewan tingkat rendah.
Sedangkan jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu pertunasan, fragmentasi, dan membelah diri.
Penjelasan selengkapnya mengenai jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan sebagai berikut.

Jenis Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan
1. Perkembangbiakan Vegetatif dengan Pertunasan
Hewan yang berkembang biak dengan pertunasan diantaranya hydra, porifera, dan coelenterata.
Pertunasan itu sendiri adalah jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan yang berlangsung dengan cara membentuk tunas pada tubuhnya.
Tunas tersebut merupakan hasil kloning induk dan secara genetik memiliki susunan gen yang sama dengan induknya.
Berikut paparan perkembangbiakan vegetatif pada hewan hydra, porifera, dan coelenterata.
a. Hydra

Secara fisik, hydra merupakan jenis hewan pemangsa yang hidup dan berkembang di perairan tawar dengan suhu tropis.
Hydra merupakan hewan mikroskopis sehingga hanya dapat dilihat dan diamati menggunakan mikroskop.
Sedangkan tubuh hydra berbentuk tabung yang memiliki panjang sekitara 10 mm. Perkecualian terjadi manakala hydra mengalami gangguan, maka akan berkontraksi membentuk gumpalan kecil.
Proses perkembangbiakan vegetatif pada hewan hydra bermula dari munculnya tunas kecil pada hydra dewasa. Tunas tersebut terus tumbuh dan berkembang menjadi organisme baru yang melekat pada induknya.
Setelah tunas yang menempel pada induk tersebut dewasa dan mampu menangkap mangsanya sendiri, maka tunas akan melepaskan diri dan menjadi organisme baru.
Secara umum kukuran tunas hydra baru berukuran 3/5 kali ukuran induknya.
b. Porifera

Hewan Porifera merupakan spesies hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman hingga 8 ribu meter dan tidak pernah berpindah tempat.
Selain itu, porifera atau spons termasuk hewan multiseluler sebagaimana halnya hydra. Pada tubuhnya terdapat banyak pori sehingga dapat dilewati air.
Air yang masuk ke dalam tubuh porifera dikeluarkan bersama limbah melalui bagian oskulum yang terdapat pada tubuh bagian atas hewan tersebut.
Artikel Porifera Hewan Air yang Berongga menjelaskan selengkapnya mengenai jenis hewan ini.
Porifera tidak memiliki jaringan tubuh, organ, dan juga tidak memiliki kesimetrisan tubuh. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan porifera bermula dari sebuah kuncup yang muncul dari pangkal kakinya.
Kuncup porifera tumbuh semakin membesar dan berkembang menjadi beberapa kuncul lain sehingga terbentuk sebuah koloni.
Potongan tubuh porifera yang telah lepas mudah sekali tumbuh dan berkembang menjadi porifera baru.
c. Coelenterata

Sementara itu, Coelenterata dapat bermakna sebagai hewan dengan perut berongga. Rongga yang terdapat pada perut hewan ini terkenal dengan istilah gastrovasculer.
Kata coelenterata sendiri berasal dari kata coelom yang berarti rongga, dan enterom yang berarti perut.
Cara berkembangbiak hewan coelenterata juga berlangsung secara vegetatif, sama dengan porifera dan hydra.
Perkembangbiakan secara aseksual ini bermula dari pembentukan tunas atau kuncup pada hewan induknya yang tumbuh dan membesar untuk kemudian menjadi individu yang baru.
2. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dengan Fragmentasi
Jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan berikutnya adalah fragmentasi. Fragmentasi merupakan cara berkembang biak yang dilakukan dengan memutuskan bagian tubuhnya untuk membentuk organisme baru.
Sedangkan contoh hewan yang melakukan fragmentasi untuk berkembang biak adalah cacing pita dan cacing pipih.
a. Cacing Pita
Ukuran cacing pita sangatlah kecil, sehingga resiko dapat masuk ke dalam tubuh manusia sangat besar.
Hal tersebut dapat terjadi manakala manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing pita babi (Taenia Solium).

Cacing pita tersebut masuk ke dalam tubuh manusia dan hidup serta berkembang. Karena di dalam tubuh manusia merupakan lingkungan yang sangat menguntungkan bagi cacing jenis ini.
Sari-sari makanan yang dikonsumsi oleh manusia menjadi makanan bernutrisi tinggi bagi cacing pita. Sebaliknya bagi manusia akan menjadi kerugian besar karena sari makanan yang mestinya untuk metabolisme berkurang.
Sedangkan telur cacing pita yang masuk ke dalam sistem pencernaan dapat juga menyebabkan terjadinya infeksi usus.
Jika telur cacing pita tersebut dapat keluar dari saluran pencernaan dan memasuki organ lain, maka akan menyebabkan infeksi dan sangat berbahaya bagi manusia.
Pembahasan lebih mendalam tentang cacing pita dapat Anda baca pada artikel Cacing Pita.
b. Cacing Pipih

Jenis perkembangbiakan pada hewan berupa fragmentasi juga terjadi pada cacing pipih.
Cacing pipih termasuk dalam kelompok platyhelminthes, yang berarti sensitif terhadap cahaya. Lingkungan hidupnya berada di dalam laut, danau, ataupun sungai.
Cara berkembang biak cacing pipih dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual pada cacing pilih berlangsung dengan cara pembelahan tubuh. Setiap kali terjadi pembelahan tubuh, cacing pipih mampu meregenerasi bagian yang hilang.
Sedang cara berkembang biak yang dilakukan secara seksual berlangsung dengan kawin silang, meskipun faktanya cacing pipih bersifat hermafrodit.
3. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dengan Membelah Diri
Membelah diri merupakan salah satu jenis perkembangbiakan hewan secara vegetatif lainnya dan berlangsung dengan cara membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama.
Cara berkembangbiak dengan membelah diri utamanya berlaku pada hewan bersel satu. Contohnya terjadi pada amoeba, protozoa, dan paramecium.
Awal perkembangbiakan bermula dari inti sel hewan bersel satu yang membelah diri menjadi dua bagian. Kemudian diikuti dengan pembelahan cairan dan dinding sel yang kemudian menghasilkan organisme baru.
Perhatikan video berikut untuk mengamati jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan dengan membelah diri.
a. Amoeba
Hewan Amoeba dapat hidup baik di darat maupun di dalam air. Amoeba termasuk ke dalam kelompok protista yang bergerak dengan kaki semu (pseudopodia).
Selain itu, Amoeba dapat hodup di luar tubuh organisme lain atau sebaliknya hidup di dalam tubuh organisme lain.
Kemampuan amoeba dalam membelah diri mempercepat perkembangbiakan hewan jenis ini.
b. Protozoa
Protozoa termasuk hewan mikroskopis, sehingga hanya dapat dilihat jika menggunakan mikroskop. Istilah protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama, dan zoon yang berarti hewan.
Hewan ini sama sekali berbeda dengan jamur karena protozoa dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel. Demikian pula berbeda dengan alga karena protozoa tidak berklorofil.
c. Paramecium
Paramecium adalah sejenis hewan yang mempunyai dua buah inti sekaligus dalam satu selnya. Ia juga termasuk ke dalam golongan protista.
Inti besar (makronukleus) pada hewan ini berguna untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan regenerasi, sedangkan inti sel (mikronukleus) berguna untuk mengendalikan reproduksi.
Perkembangbiakan vegetatif pada hewan paramecium berlangsung dengan dua cara, aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri secara transversal), sedangkan reproduksi seksual dilakukan secara konjugasi.
Cara bergerak paramecium dilakukan dengan menggetarkan silia-nya. Hal ini dapat diamati menggunakan mikroskop mengingat sifat hewan ini yang mikroskopis.
Demikian paparan mengenai jenis perkembangbiakan vegetatif pada hewan beserta contohnya. Terima kasih dan semoga bermanfaat.