Jenis Pidato Persuasif Lengkap dengan Tujuan, Fungsi, dan Ciri-cirinya
Jenis Pidato Persuasif Lengkap dengan Ciri-cirinya – Jenis pidato yang digunakan untuk meyakinkan pendengar agar mau percaya dan melakukan sesuatu terkait topik tertentu merupakan pengertian umum dari pidato persuasif.
Sebagai bagian dari teks ekposisi, persuasi memiliki fungsi umum yang sama dengan eksposisi. Keduanya sama-sama digunakan untuk menumbuhkan keyakinan pada diri pendengar dan/atau pembaca.
Tentu saja untuk dapat meyakinkan pembaca diperlukan alasan atau argumen yang kuat dari suatu sudut pandang yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Cara penyampaian dan isi pidato persuasif yang baik akan menimbulkan kesan positif bagi banyak orang yang mendengarkan.
Secara tidak langsung, kemampuan dan keterampilan dalam menyampaikan isi pidato akan turut berpengaruh terhadap kelancaran karir dan pekerjaan.
Agar dapat menjadi pembicara melalui pidato yang baik, seseorang tidak boleh melupakan unsur-unsur pendukungnya.
Adapun unsur-unsur pendukung yang diperlukan dalam melakukan pidato diantaranya: gaya bahasa, penampilan, dan juga ekspresi. Dalam menyampaikan isi pidato, rasa percaya diri pembicara juga penting untuk ditunjukkan.
Tingkat kepercayaan diri yang tinggi pada diri pembicara ketika menyampaikan isi pidato akan berpengaruh terhadap ketertarikan serta tingkat pengaruh pendengar.
Artikel ini akan membahas secara lengkap cara memersuasi pidato persuasif, jenis, tujuan dan fungsi, serta ciri-ciri pidato persuasif.
Cara Memersuasi Pidato Persuasif
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memersuasi pendengar ketika menyampaikan pidato persuasif diantaranya adalah sebagai berikut.
- Logika. Pembicara atau penyampai pidato harus dapat secara optimal memanfaatkan menelaah logika agar pendengar dapat digiring untuk mengarah ke persetujuan setelah mendengarkan alasan dan argumen yang masuk akal serta dapat dibuktikan secara ilmiah (Kemdikbud, 2017: 37).
- Etika. Pendekatan etika yang menyentuh pendengar atau audien melalui penyampaian nilai-nilai moral dan kebenaran yang harus ditegakkan juga mengambil peran yang besar terhadap keberhasilan pidato.
- Emosi. Dalam menyampaikan pidato, seorang pembicara harus mampu mengelola tingkat emosi dengan cara menyentuh perasaan pendengar atau audien. Bentuk perasaan dan emosi yang dapat dimaksimalkan pada diri pendengar misalnya dengan membakar semangat atau menumbuhkan perasaan haru.
Tujuan Pidato Persuasif
Pidato persuasif memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan pidato persuasif secara umum diantaranya adalah sebagai berikut.
- Membuat orang lain senang terhadap pidato persuasif yang disampaikan, dengan harapan isi pidato persuasif tersebut dapat menghibur dan membuat orang lain senang serta puas terhadap isinya.
- Memberikan pemahaman atas suatu informasi atau berita yang disampaikan dari pembicara kepada orang lain.
- Mempengaruhi orang lain sebagai pembicara agar mau mengikuti kemauan dan tujuan pembicara dengan suka rela (tanpa paksaan).
Fungsi Pidato Persuasif
Selain beberapa tujuan-tujuan yang terkandung di dalamnya, pidato persuasif juga memiliki serangkaian fungsi.
Fungsi pidato persuasif diantaranya untuk memudahkan:
- proses komunikasi dengan sesama anggota pada suatu organisasi.
- jalinan komunikasi yang terjadi di antara bawahan dan atasan.
- terjalinnya komunikasi secara umum.
- menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif.
Jenis Pidato Persuasif
Pidato persuasif terbagi menjadi beberapa jenis ditinjau dari segi ada tidaknya persiapan.
Jenis pidato persuasif sesuai dengan cara yang dilakukan sewaktu persiapan dikelompokkan menjadi empat jenis.
Keempat jenis tersebut dijelaskan pada paparan di bawah ini.
a. Pidato Impromtu
Pidato impromtu merupakan jenis pidato yang dilakukan secara spontan dan tiba-tiba, tanpa persiapan.
Biasa terjadi ketika seseorang diminta untuk menyampaikan pidato dalam suatu acara, dimana seorang pembicara diminta menyampaikan pidato tanpa pemberitahuan persiapan terlebih dahulu.
Penyampaian pidato yang dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa persiapan tersebut dikenal dengan sebutan pidato impromtu.
Meskipun dilakukan tanpa persiapan, pidato persuasif jenis impromtu bukannya tanpa manfaat.
Terdapat beberapa manfaat dan keuntungan menggunakan pidato persuasif berjenis impromtu. Keuntungan menggunakan pidato impromtu misalnya pembicara bisa lebih bebas dan ekspresif dalam mengungkapkan perasaannya.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena pembicara tidak perlu memikirkan terlebih dahulu pendapat dan gagasan yang akan disampaikannya terhadap pendengar.
Isi pidato impromtu yang berupa gagasan dan pendapat pembicara datang secara spontan, sehingga sifatnya menjadi segar dan hidup, serta merangsang pembicara untuk terus berpikir.
Akan tetapi bagi pembicara yang masih pemula, jenis pidato impromtu akan menimbulkan serangkaian kesulitan. Kesulitan-kesulitan inilah yang nantinya akan menjadi bentuk kerugian pidato impromtu.
Selain itu, pidato jenis impromtu juga akan menumbuhkan kesan kesimpulan yang mentah karena tidak dilandasi dengan pengetahuan yang cukup.
Terkadang dalam penyampaiannya, pidato persuasif jenis impromtu juga bisa menimbulkan kesan tersendat-sendat, tidak lancar.
Karena tiadanya persiapan yang dilakukan, gagasan dan pendapat yang disampaikan oleh pembicara terkadang menjadi terkesan “acak-acakan” yang berimbas terhadap perasaan “demam panggung”.
Simpulannya, bagi pembicara yang masih pemula sebaiknya menghindari penggunaan pidato persuasif jenis impromtu.
2. Pidato Manuskrip
Jenis pidato manuskrip juga sering diistilahkan dengan sebutan pidato dengan naskah.
Sehingga pengertiannya menjadi sekedar membacakan pidato, bukan menyampaikan pidato. Mengingat pembicara membacakan naskah pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya dari awal sampai akhir.
Maka lebih tepat disebut dengan membacakan pidato. Jenis pidato ini bisa digunakan manakala terdapat keharusan penyampaian pesan yang sempurna dan tidak ada kesalahan.
Keuntungan penggunaan jenis pidato manuskrip misalnya dalam hal penggunaan dan pemilihan kata (diksi).
Kata-kata yang digunakan dalam pidato manuskrip dapat dipilih dengan sebaik-baiknya sehingga makna yang tepat dapat tersampaikan serta menghindari terjadinya pernyataan-pertanyaan yang bersifat perjudian.
Selain itu naskah manuskrip juga dapat disusun kembali sehingga pernyataan dapat dihemat. Hal ini berimbas pada tingkat kefasihan berbicara.
Meskipun demikian, pidato manuskrip juga memiliki kerugian. Misalnya proses komunikasi pada sisi pendengar akan sedikit berkurang, karena pada prosesnya pidato tidak disampaikan secara langsung.
Pembicara akan lebih berkonsentrasi pada teks pidato yang dibacakannya sehingga pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik. Secara tidak langsung pembicara akan kehilangan gerak dan terkesan kaku.
Balikan dari pendengar terhadap isi pidato yang disampaikan oleh pembicara juga tidak dapat secara langsung mengubah, memperpendek, atau memperpanjang pesan.
3. Pidato Memoriter
Memoriter merupakan jenis pidato yang mengharuskan pembicara untuk menghapal naskah pidato yang telah ditulis kata demi kata.
Ketika menggunakan jenis pidato memoriter, maka pembicara dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menghapal naskah pidato dan melafalkannya kembali di hadapan pendengar.
Jika pembicara mampu menghapal naskah pidato dengan baik, maka proses penyampaian pidato akan berjalan dengan lancar. Akan tetapi dengan metode ini maka pembicara terkesan datar dan monoton yang mengakibatkan rendahnya tingkat ketertarikan pendengar terhadap isi pidato.
Pemilihan kata dalam pidato memoriter juga harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Persiapan pemilihan kata yang digunakan dalam pidato memoriter akan memperlancar penyampaian pidato.
4. Pidato Ekstemporan
Pengalaman dan kemahiran pembicara dalam menyampaikan pidato merupakan faktor kunci pada jenis pidato ekstemporan.
Ekstemporan merupakan jenis pidato yang sering digunakan oleh pembicara yang memiliki kemahiran dalam menjabarkan garis-garis besar isi pidato.
Dalam prosesnya, pembicara hanya perlu menyiapkan garis besar (outline) serta pokok bahasan penunjang atau supporting point saja.
Pembicara tidak perlu menghapal naskah pidato kata demi kata, karena outline pidato sudah merupakan pedoman baku untuk mengatur gagasan yang akan dimunculkan kepada pendengar.
Keuntungan pidato ekstemporan ialah terjalinnya komunikasi yang utuh dan lebih baik antara pembicara dan pendengar, karena proses komunikasi terjadi secara langsung.
Selain itu pesan yang disampaikan dalam naskah pidato ekstemporan dapat bersifat fleksibel atau mudah diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan serta penyajiannya bersifat spontan.
Tentu saja dibutuhkan latihan yang intensif dari sisi pembicara untuk dapat menggunakan jenis pidato ekstemporan.
Untuk dapat lebih memahami silahkan download contoh pidato persuasif.
Demikian paparan terkait jenis pidato persuasif beserta penjelasannya, sekiranya bermanfaat silahkan share.
Tuliskan juga komentar, saran, ataupun kritik yang membangun.
Terima kasih.