Blogdope.com – Halo, Sahabat! Pada pertemuan kali ini kita akan bersama-sama belajar mengenai Kebahasaan teks cerita inspiratif. Selain itu, pada paparan ini juga dilengkapi dengan contoh soal kebahasaan teks cerita inspiratif yang tepat.
Kebahasaan teks cerita inpiratif merupakan materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX SMP semester 2. Penguasaan terhadap materi kebahasaan teks cerita menjadi tagihan wajib bagi peserta didik kelas IX SMP.
Artikel berikut akan memaparkan dengan lengkap dan jelas kebahasaan teks cerita inspiratif dan contoh soalnya yang tepat.
Unsur Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif dan Contoh Soalnya yang Tepat
Aspek kebahasaan pada teks cerita inpiratif menjadi unsur yang mutlak diperlukan agar teks dapat benar-benar menginspirasi pembacanya.
Dalam membentuk sebuah teks yang dapat menginspirasi pembacanya, peran penting kebahasaan teks cerita inspiratif mutlak diperlukan.
Oleh sebab itu, titik fokus perhatian penulis teks cerita inspiratif harus terletak pada unsur kebahasaan teks cerita inspiratif itu sendiri.
Pembahasan secara lengkap mengenai jenis-jenis teks cerita inspiratif dapat dibaca dalam buku Cerita Inspiratif terbitan Kemendikbud RI.
Artikel Rekomendasi: Pola Pengembangan Teks Cerita Inspiratif dan Contohnya yang Tepat
Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif Yang Efektif
Agar memiliki nilai efektifitas yang tinggi, sebuah teks cerita inspiratif harus memenuhi unsur-unsur kebahasaan yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
Pertama, teks cerita inspiratif tersusun menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya. Beberapa contoh kata-kata tersebut misalnya: cantik, pendek, besar, pintar, ramah, bingung, sedih, sombong, kecewa, dll.
Kedua, di dalam teks cerita inspiratif juga menggunakan kata ganti orang pertama dan ketiga. Misalnya: aku, saya, ia, dia, mereka.
Ketiga, teks cerita inspiratif menggunakan bentuk dialog atau percakapan.
Keempat, kalimat-kalimat dalam teks cerita inspiratif banyak menggunakan ungkapan yang bernada saran. Beberapa contoh kata dalam ungkapan bernada saran misalnya: hendaknya, baiknya, jangan.
Kelima, dalam penyusunan teks cerita inspiratif juga menggunakan kata kerja tindakan atau kata kerja aksi. Contoh: belajar, menanam, mengembara, memberi, menggapai, melompat, berjalan, menipu, mengusulkan, membicarakan, dll.
Keenam, jenis kata kerja yang terdapat dalam teks cerita inspiratif adalah kata-kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh para tokoh cerita. Misalnya: membisu, mengeluh, mengerang, letih, lesu.
Ketujuh, teks cerita inspiratif juga berisi kalimat-kalimat fakta yang menyatakan hal atau keadaan atau peristiwa yang benar-benar nyata dan terjadi.
Baca Juga: Struktur Teks Cerita Inspiratif dan Penjelasannya
Contoh Analisis Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif
Perhatikan contoh teks cerita inspiratif berjudul “Garam dan Telaga” di bawah ini dengan seksama.
Garam dan Telaga
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Kalimat di atas menggunaan kata-kata yang menggambarkan sifat atau keadaan tokoh.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air.
Dari penggalan teks cerita inspiratif di atas, terdapat beberapa unsur kebahasaan sebagai berikut.
1. Penggunaan kata ganti orang ketiga
Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya…,” ujar Pak tua itu.
“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah ke samping.
2. Terdapat dialog atau percakapan
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.
3. Menggunakan kalimat perintah
“Segar.”, sahut tamunya.
“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi.
“Tidak”, jawab si anak muda.
4. Menggunakan kalimat pertanyaan
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.
5. Terdapat kalimat fakta
“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
6. Berisi kalimat saran
“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita.
Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
7. Berupa Kalimat perintah
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.
8. Berisi Nasihat
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
9. Menggunakan kata kerja tindakan
Demikianlah, hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.
Baca Juga:
Penting diketahui, Inilah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif dan Contoh Soalnya yang Tepat
Contoh Soal Analisis Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Chairil Anwar Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Juli1922. Dia dibesarkan dalam keluarga yang cukup berantakan.
Kedua orang tuanya bercerai, lalu ayahnya menikah lagi. Setelah lulus SMA, Chairil mengikuti ibunya ke Jakarta. Semasa kecil di Medan, Chairil sangat akrab dengan neneknya.
Keakraban ini begitu memberi kesan. Dalam hidupnya, ia jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat yang ia alami adalah saat neneknya meninggal dunia.
Chairil melukiskan kedukaan itudalam sajak yang luar biasa pedih. Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta. Sesudah nenek, ibu adalah wanita kedua yang paling Chairil puja.
Dia bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya.
Ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks tersebut adalah ….
A. kata depan ataupun nomina yang berkenaan denganurutan waktu
B. pronomina (kata ganti) orang ketiga tunggal, kata kerja tindakan, kata depan, dan kata kerja pasif
C. kata kerja yang berhubungan dengan aktivitas mental
D. kata sambung, kata depan ataupun nomina yang berkenaan dengan urutan waktu
Artikel Terpopuler:
- Cara Mudah Mengidentifikasi Teks Cerita Inspiratif yang Tepat
- Struktur Teks Negosiasi yang Tepat beserta Contoh Telaahnya
- Macam-Macam Teks Deskripsi dan Contohnya yang Tepat
Demikian paparan lengkap mengenai kebahasaan teks cerita inspiratif dan contoh soalnya yang tepat yang bisa Admin sampaikan pada kesempatan kali ini.
Semoga dapat menambah khasanah wawasan pengetahuan serta keterampilan berbahasa Indonesia bagi pembaca semuanya.
Terima kasih.