Blogdope.com – Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini. Anak usia dini merupakan ladang emas untuk dididik orang tua.
Oleh sebab itu orang tua perlu mengetahui tahapan perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Pengertian Perkembangan Kognitif
Kognitif dapat dimaknai sebagai kepandaian atau langkah-langkah berpikir.
Selain itu, Gagne (1976) menyatakan bahwa kognitif dapat disebutkan juga sebagai proses yang terjadi secara internal di alam pusat formasi saraf pada saat manusia berpikir.
Sementara Minnet (1994) menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagai perubahan dari pemikiran.
Pemikiran sebagai sisi dari otak yang dipakai untuk berlogika, memikir, dan memahami sesuatu atau sebuah permasalahan.
Di sisi lain, Santrock (2001) menyatakan bahwa kognitif sebagai kekuatan verbal, kekuatan seseorang untuk memecahkan permasalahan, dan kekuatan untuk menyesuaikan dan belajar pengalaman dari hidup.
Seperti dinyatakan sebelumnya, kekuatan kognitif manusia bisa berkembang secara terus-menerus.
Karena kemampuan kognitif seseorang dilandasi dari faktor bawaan anak semenjak lahir. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan kognitif manusia bersifat alami.
Meskipun tidak menutup kemungkinan faktor lingkungan juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan kognitif seseorang.
Lingkungan yang memungkinkan kemampuan kognitif seseorang untuk tumbuh dan berkembang, secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan kognitif seorang anak.
Faktanya, perubahan kognitif berkaitan erat dengan perubahan cendekiawan dan perkembangan psikis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kematangan fisik, pengalaman, dan hubungan anak dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Sehingga seorang anak yang faktor kognitifnya berkembang secara baik bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam berpikir.
Oleh karenanya anak akan bisa memberikan respon objek di lingkungannya dan juga mencerminkan kisah hidupnya.
Baca Juga:
- Inilah Cara Menumbuhkan Karakter Bersahabat pada Anak
- Penting diketahui, Beginilah Cara Melatih Bicara Anak yang Tepat
- Ketahuilah: Cara Mendidik Anak di Era Digital
Arah Perubahan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
a. Belajar dan Memecahkan Masalah
Anak diharapkan dapat lebih berkonsentrasi dalam mendapatkan dan mempergunakan informasi.
Demikian juga anak diharapkan untuk dapat memakai sumber belajar, dan melakukan penalaran secara baik.
Karenanya, saat anak mengamati peristiwa yang terjadi di sekitarnya, ia akan bisa mempertanyakan tentang sesuatu hal yang belum pernah dilihatnya.
Oleh karena itu, proses tersebut akan berlanjut ke tahapan dimana anak akan membuat pertanyaan.
Di samping itu juga bisa membuat perkiraan, dan menguji langkah-langkah pemecahan masalahnya.
b. Berpikir Rasional
Arah perubahan kognitif pada anak selanjutnya diharapkan dapat menggiring anak untuk mempunyai pengetahuan yang lebih baik terhadap suatu informasi.
Sehingga diharapkan anak akan dapat memperbandingkan tentang dua buah hal, membandingkan, mengkategorikan, mengendalikan, dan memahami pola-pola yang dapat ditangkapnya.
Selain itu, anak juga akan belajar mengorganisasikan dunia anak secara konseptual dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai bagaimana sesuatu hal bisa bekerja.
Tahapan Perubahan Kognitif Anak
Menurut Piaget (1886-1980), tahapan perubahan kognitif pada anak terbagi menjadi beberapa fase.
Fase tahapan perubahan kognitif pada anak tersebut selengkapnya sebagai berikut.
1. Sensori-motor (0-2 tahun)
Tahapan sensori motor terdiri dari tahap refleksi, reaksi sirkuler primer, reaksi serkiler sekunder, dan pengaturan pola sekunder.
a. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, seorang anak dapat mengutarakan semua kemauan dan perasaan hatinya lewat tangisan yang dilakukannya secara refleks.
Indikator refleks diperlihatkan dari gerakan bayi pada tangannya yang selalu mengepal atau memegang.
b. Reaksi Sirkuler Primer (1-4 bulan)
Pada tahap ini, seorang anak melakukan gerakan refleks anggota tubuhnya dan mengulang gerakan tersebut. Misalnya terjadi ketika anak memasukkan dan menghisap jempol tangannya ke dalam mulut.
c. Reaksi Sirkuler Sekunder (4-8 bulan)
Pada tahap ini, seorang anak mulai menyimpan perhatian pada beberap benda di sekelilingnya, khususnya di wajah ibunya.
Sehingga anak akan terus mengikuti pergerakan benda di dekatnya dan tersenyum saat menyaksikan wajah ibunya.
d. Koordinasi Pola Sekunder (8-12 bulan)
Pada tahap koordinasi pola sekunder, anak mulai suka memperhatikan sikap seseorang dan mengikutinya. Oleh karenanya anak akan lebih senang diajak bermain bersama orang dewasa.
Kekuatan perubahan kognitif pada anak yang terjadi pada tahap sensori motor diantaranya:
1) melihat dirinya sebagai makhluk yang lain dengan objek di sekelilingnya.
2) mencari rangsangan lewat cahaya lampu dan suara.
3) suka berlama-lama dalam memperhatikan suatu hal yang baru
4) mendefinisikan suatu hal dengan merekayasanya.
5) memperhatikan objek sebagai sesuatu yang tetap, lalu ingin menggantikan tempatnya.
2. Pra-Operasional Riil (2-7 Tahun)
Tahap pra-operasional riil atau nyata diindikasikan dengan kemampuan dan kesanggupan anak untuk mulai melakukan permainan simbolis.
Langkah berpikirnya lebih condong memusat, yakni hanya terpusat pada satu dimensi saja.
Anak yang berada pada fase pra-operasional riil belum sanggup untuk melakukan perhitungan secara runtut, mengamati volume zat cair, dan juga volume zat padat
3. Operasional Riil (7-11 Tahun)
Anak-anak yang berada pada fase operasional riil mulai bisa memecahkan permasalahan simpel atau sederhana yang memiliki sifat nyata.
Selain itu anak juga sudah bisa mengklasifikasi dan mengurutkan objek-objek di sekitarnya.
Beberapa langkah mengklasifikasikan objek yang biasa dilakukan oleh anak sebagai berikut.
Tahapan Perkembangan Kognitif pada Anak
a. mengenali objek
Sebelum melakukan aktivitas mengklasifikkasi dan mengkategorikan, anak ditunjukkan dulu benda-benda yang akan dijadikan objeknya.
b. melihat kesamaan dan ketidaksamaan objek
Seorang anak bisa memperhatikan kesamaan dan ketidaksamaan yang terdapat pada objek.
c. memilih atribut sebagai landasan kategorisasi
Atribut yang dijadikan sebagai landasan kategorisasi diantaranya warna, wujud, dan bau dari suatu objek.
4. Operasional Resmi (11 tahun dan seterusnya)
Pada tahap ini, anak bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut.
a. Berpikir deduktif, sanggup membuat simpulan berdasar data atau bukti.
b. Berpikir secara abstrak dan reflektif.
c. Membuat analogi atau memakai simbol-simbol.
d. Mengevaluasi langkah berpikirnya, bisa merenungkan kembali apa yang sudah dilakukannya.
Proses belajar yang terjadi pada setiap tahapan perubahan kognitif selalu berlainan.
Semakin tinggi tahapan fase kemampuan kognitif seseorang, maka semakin teratur dan abstrak langkah berpikirnya.
Hal ini penting untuk dimengerti dan dipahami oleh orang tua.
Oleh sebab itu sebagai orang tua memiliki kewajiban untuk mengajarkan dan membuat evaluasi yang sesuai terhadap setiap fase perubahan kemampuan kognitif anak.
Dengan demikian setiap langkah evaluasi perkembangan kognitif pada usia dini juga menjadi lebih berarti (meaningfull).
Itulah paparan mengenai perkembangan kognitif pada anak usia dini. Semoga bermanfaat.