* Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Penerapannya

Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Penerapannya

Blogdope – Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dan Penerapannya

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik dalam upaya untuk memecahkan masalah.

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dilakukan dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau mandiri menggunakan tahapan-tahapan ilmiah dan diberikan batasan waktu yang jelas.

Hasil dari penerapan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah produk kerja yang kemudian dipaparkan atau dipresentasikan kepada orang lain.

Karakteristik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) memiliki beberapa karakteristik khusus. Karakteristik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) diantaranya sebagai berikut.

  1. Tugas diselesaikan secara mandiri ataupun berkelompok. Tahapan yang digunakan untuk penyelesaian tugas didahului oleh tahap perencanaan, penyusunan, dan diakhiri dengan pemaparan produk.
  2. Proyek yang akan dihasilkan menjadi tanggung jawab penuh peserta didik.
  3. Dalam pembuatan proyek yang ditugaskan melibatkan peran aktif teman sebaya, guru, orang tua, bahkan unsur masyarakat luas.
  4. Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir kreatif dalam diri peserta didik.
  5. Dalam praktiknya, model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) bersifat toleran terhadap perkembangan gagasan-gagasan lain yang muncul serta kekurangan yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Paparan tentang sintak model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.

  1. Guru menyampaikan pertanyaan mendasar.

Topik dan pertanyaan tentang cara memecahkan masalah disampaikan oleh guru. Pertanyaan mendasar tentang hal yang harus dilakukan oleh peserta didik terhadap topik dan cara memecahkan masalah yang sudah diajukan guru.

Baca Juga:

  • Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning/PBL)
  • Model Pembelajaran Discovery dan Inquiry Learning
  1. Desain perencanaan produk

Peserta didik yang sudah diatur dalam kelompok memilih serta mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.

  1. Jadwal pembuatan

Jadwal pembuatan proyek beserta tahapan dan pengumpulannya disepakati oleh guru dan peserta didik.

Peserta didik kemudian menyusun jadwal penyelesaian proyek. Jadwal penyelesaian proyek yang disusun harus memperhatikan batas waktu yang telah disepakati bersama.

  1. Monitoring keaktifan dan perkembangan proyek

Keaktifan peserta didik selama menyelesaikan proyek dipantau oleh guru. Guru aktif memantau perkembangan proyek peserta didik serta memberikan pembimbingan jika dirasa ada kesulitan.

Peserta didik menyusun proyek sesuai tahapan dan jadwal, melakukan pencatatan pada tiap tahapan, serta melakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang muncul selama proses penyelesaian proyek.

  1. Pengujian hasil

Guru melakukan pemantauan terhadap purwarupa proyek peserta didik, mengamati keterlibatan tiap peserta didik, serta melakukan pengukuran ketercapaian standar.

Guru bersama peserta didik membahas proyek yang telah diselesaikan, serta membuat laporan atas produk/karya yang dihasilkan untuk kemudian dipaparkan kepada orang lain.

  1. Evaluasi pengalaman belajar

Proses papaparan proyek peserta didik dibimbing oleh guru, dilakukan tanya jawab untuk menanggapi hasil serta menarik simpulan dan refleksi.

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Untuk dapat menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

  1. Topik atau materi yang akan dipelajari oleh peserta didik bersifat kontekstual serta mudah untuk didesain menjadi sebuah proyek atau produk yang menarik.
  2. Peserta didik diberikan keleluasaan untuk menghasilkan lebih dari satu proyek.
  3. Proyek yang ditugaskan kepada peserta didik tidak harus diselesaikan dalam waktu 1 kali tatap muka, dengan kata lain bisa mengambil waktu 3 sampai dengan 4 kali tatap muka.
  4. Proyek yang diagihkan kepada peserta didik merupakan upaya untuk memecahkan suatu masalah. Muara dari proyek ini adalah ketercapaian peningkatan hasil belajar.
  5. Selama pembuatan proyek, ketersediaan bahan, alat dan media yang digunakan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Diusahakan ketiganya berasal dari bahan bekas yang didaur ulang agar memiliki nilai guna.
  6. Proses penilaian autentik dilakukan terhadap aspek kemampuan melakukan perancangan, penerapan rancangan, menemukan, dan melakukan paparan hasil produk kepada orang lain.

Demikian artikel mengenai Sintak Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dan Penerapannya. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

%d bloggers like this: